Kamis, 18 September 2014

Budidaya Pakan Alami Tubifex sp.

Memulai Usaha Budidaya Ternak Cacing Sutra
Usaha Budidaya ternak cacing sutra dapat mengunakan bak semen, bak terpal atau media yang lain. Yang terpenting adalah memastikan cacing sutra tidak dapat meninggalkan tempat lokasi budidaya. Untuk ukuran bak dapat disesuaikan dengan kondisi tempat yang ada.

Bak atau kolam untuk budidaya ternak cacing sutra diberi air dan lumpur yang halus, diusahakan lumpur yang mempunyai kandungan makanan yang cukup bagi cacing sutra. Media lumpur ini bisa terdiri dari limbah kolam lele atau kotoran ayam yang sudah difermentasi atau bahan lain yang kaya akan bahan-bahan organik yang diperlukan cacing sutra.

Sesudah media budidaya cacing sutra dimasukkan, kemudian diaduk-aduk sampai seluruh media bercampur. Setelah itu endapkan selama 3-5 hari, pastikan sesudah media lumpurmengendap permukaan lumpur rata, Bila media belum rata, ratakan dahulu menggunakan alat atau kayu. Sesudah media lumpur mengendap dan permukaan rata, jaga ketinggian air dari permukaan lumpur sekitar 5-10 cm.

Sesudah media untuk budidaya cacing sutra siap dan lumpur halus, saatnya kita menebar benih cacing sutra. Penting untuk diperhatikan dalam penebaran ini adalah kepadatan tebaran indukan cacing sutra. Kepadatannya kira-kira 1 liter induk cacing sutra ditebarkan pada 30 m2 bak budidaya.
Merawat bibit cacing sutra.
Dalam masa perawatan cacing sutra, kolam dialiri air dengan debit yang kecil. Ketinggian air mesti tetap dijaga pada ketinggian 5-10 cm. Pada masa pemeliharaan ini perlu diulangi pemberian air buangan limbah lele atau kotoran ayam yang sudah difermentasi dengan EM4. Saat usia penebaran 10 hari, bibit cacing sutra sudah mulai tampak tumbuh halus dan terlihat seperti benang merah yang ada di permukaan lumpur.

Panen Cacing Sutra
Cacing sutra sudah bisa dipanen dalam waktu 2 hingga 3 bulan. Pengambilan cacing sutra juga bisa dilakukan secara bertahap, ini juga berguna untuk mengurangi kepadatan dan memberi kesempatan yang lebih kecil untuk tumbuh dan kita panen yang berikutnya. Ciri-ciri bila cacing sutra sudah siap dipanen adalah jika saat lumpur dipegang akan terasa kental.

Cara Memanen Cacing Sutra
Cara memanen cacing sutra dengan cara menaikkan ketinggian air menjadi sekitar 50-60 cm. Dalam kondisi ini cacing sutra akan cenderung ikut naik ingga mudah untuk dipanen. Waktu pemanenan yang tepat adalah pagi dan sore hari ketika cuaca tidak terlalu panas. Media lumpur diaduk-aduk kemudian dimasukkan kedalam baskom, setelah itu cuci dan dibersihkan dengan saringan.

Penanganan Pasca Panen Cacing Sutra
Sesudah cacing sutra dibersihkan, langkah selanjutnya adalah pemberokan (karantina) dalam waktu 10-12 jam. Pemberokan cacing sutra ini berguna supaya cacing sutra bebas dari mikroorganise berbahaya bagi ikan hias atau benih ikan. Setelah bersih cacing sutra siap untuk dijual secara segar ataupun di bekukan. Budidaya ternak cacing sutra ini sangat menguntungkan, harga saat ini sekitar Rp 10.000 / liter. Untuk cacing sutra beku dijual perkilogram, cacing sutra bisa juga dikeringkan bila kita kesulitan alat pembeku agar cacing sutra lebih tahan lama dibandingkan cacing sutra fresh
Selamat berwirausaha budidaya ternak cacing sutra.


Pengembangan pakan alami yang masih tergolong tradisional adalah cacing sutera. Sebagian besar pemenuhan kebutuhan akan cacing sutera didapat dari alam. Hal tersebut dikarenakan teknologi budidaya dari cacing sutera ini belum berkembang dengan baik, sehingga masih mengandalkan tangkapan dari alam. Kebutuhan cacing sutera berasal dari sentra-sentra pembenihan ikan konsumsi dan budidaya ikan hias air tawar. Proses pengambilan cacing sutera dari alam membutuhkan penaganan khusus dan ketelatenan agar didapatkan cacing yang tahan dan dapat hidup di luar habitatnya hingga dapat didistribusaikan kepada konsumen.
Banyak para peneliti dosen maupun mahasiswa yang meneliti media yang paling cocok sebagai media hidup cacing sutra. Media tersebut merupakan kombinasi dari beberapa pupuk kandang dan lumpur biasa yang ada pada dasar kolam maupun sawah. Selain itu ditambahkan bahan yang lain dengan asumsi kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh caacing sutra dapat dipenuhi dengan mengkombinasikan beberapa bahan. Telepas dari permasalah tersebut, banyak yang berpikir bahwa yang mempengaruhi pertumbuhan cacing sutra bukan hanya nutrisi melainkan parameter perairan seperti suhu, kandungan Oksigen terlarut, pH, dan lain sebagainya.
Masyarakat pembudidaya cacing sutra banyak yang melakukan inovasi dengan melakukan budidaya cacing dengan menyusun media bertingkat untuk memanfaatkan lahan yang sempit dan mengisi ruang yang kosong. Tujuan dari teknik ini yaitu dapat memproduksi cacing sutra secara optimal media budidaya yang tidak terlalu menghabiskan lahan dan ruang.
Kemajuan dan perkembangan budidaya pakan alami khususnya cacing sutra tidak lepas dari peran serta pemerintah. Kemajuan para pengusaha kecil ditentukan oleh para wakil rakyat, walaupun tidak 100 %. Perhatian pemerintah terhadap para pembudidaya akan sangat berpengaruh untuk kemajuan budidaya pakan alami. Hal yang paling sederhana yaitu masalah kebijakan dalam menyalurkan bantuan dana maupun peralatan.



Sumber (1)

1 komentar:

  1. Nama : Desy Putri Handayani
    NIM : 12973
    Golongan : A3.1
    Kelompok : 5
    A. faktor-faktor penyuluhan
    1. Adanya sumber ide/teknologi
    Ada, yaitu membudidayakan cacing sutera yang awalnya hanya mengandalkan dari alam. Hal ini menunjukkan adanya ide untuk membudidayakan cacing sutera tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan pakan alami ikan hias maupun benih ikan. Berbagai metode telah dilakukan untuk membudidayakan cacing tersebut sehingga dapat bertahan hidup dan didistrubusikan kekonsumen. Budidaya cacing sutera menggunakan bahan yang mudah didapat dan tergolong bahan limbah misalnya limbah kolam lele dan kotoran ternak sehingga tidak mengeluarkan biaya besar.
    2. Adanya sasaran
    Ada, yaitu sasaran langsung dari penyuluhan ini adalah pembudidaya ikan hias dan para pembenih ikan konsumsi yang sangat membutuhkan suplai pakan alami. Hal ini dikarenakan memang secara biologis ikan hias dan benih ikan membutuhkan pakan alami yang sesuai dengan bukaan mulut. Sasaran tidak langsung penyuluhan ataupun materi ini adalah para peneliti (dosen dan mahasiswa) agar mengembangkan budidaya Tubifex sp.
    3. Adanya manfaat
    Ada, materi tersebut sangat bermanfaat bagi pembudidaya ikan dan pembenihan yang ingin membudidayakan pakan alami ini yaitu info mengenai media yang cocok untuk budidaya, kualitas air yang diperlukan untuk membudidayakan, serta bagaimana cara memanenya sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan bagi pembudidaya dan didistribusikan kekonsume sehingga kebutuhan pakan alami yang seringkali mengganggu produksi benih dapat teratasi.
    4. Adanya nilai pendidikan
    Ada. Nilai pendidikan yang terdapat dalam materi tersebut adalah informasi mengenai cara membudidayakan cacing sutera dengan media limbah kolam lele dan kotoran ternak sehingga masyarakat mudah mempraktekkan serta mengembangkan cara budidaya cacing sutera yang lebih efisien.
    B. Nilai berita yang terkandung dalam artikel
    1. Timelines
    Artikel yang disampaikan bersifat baru karena budidaya cacing sutera baru berkembang di masyarakat beberapa tahun terakhir. Pada awalnya, produksi cacing sutera sangat tergantung pada alam namun sekarang telah banyak riset dan pengembangan budidaya cacing sutera pada berbagai media yang mudah diperoleh oleh masyarakat misalnya limbah kolam lele dan kotoran ternak.
    2. Proximity
    Tulisan yang disampaikan dalam artikel tersebut sangat dekat dengan masyarakat pembudidaya ikan dan pembenih karena cacing sutera merupakan pakan alami yang biasa digunakan oleh para pembudidaya tersebut dan sangat mempengaruhi produksi benih ikan yang dibudidayakan.
    3. Importance
    Artikel tersebut mengandung informasi yang dibutuhkan oleh pembudidaya untuk membudidayaka cacing sutera sehingga tidak hanya mengantungkan pada produksi di alam dengan media hidup sederhana dan murah misalnya limbah kolam lele, kotoran ternak, dan lumpur. Selain itu, budidaya cacing sutera ini juga menghasilkan pendapatan besar sebab harganya Rp 10.000/liter.
    4. Policy
    Artikel ini selaras dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan sektor perikanan. Hal ini dikarenakan pakan alami turut menunjang keberhasilam perikanan terutama perikanan budidaya. Selain itu, budidaya cacing sutera juga selasar dengan peraturan pemerintah mengenai program budidaya yang lestari dan berkesinambungan karena budidaya cacing sutera ini menggunakan media limbah seperti limbah kolam lele, kotoran ternak, dan lumpur yang sering kali mengganggu keindahan dan kesehatan.
    5. Development
    Artikel tersebut menandakan bahwa adanya perkembangan pembangunan perikanan yang tidak hanya fokus pada produksi ikan namun juga pakan alaminya. Tidak dapat dipungkiri bahwa kedua hal tersebut berjalan beriringan dan harus terpenuhi agar terjadi keseimbangan produksi.

    BalasHapus